Saturday, 28 November 2009
Dubai selama ini dikenal sebagai kekuatan baru bisnis global dari dunia Arab. Namun kota elit di Uni Emirat Arab itu kini malah terbelit utang maha besar. Akibatnya otoritas setempat meminta penangguhan pembayaran utang pokok (standstill) hingga enam bulan kepada para kreditur manca negara.
Sebagai pengelola utama pembangunan Dubai, konsorsium Dubai World meminta para kreditur untuk bersabar menerima pembayaran utang hingga Mei 2010. Utang pokok yang harus ditanggung Dubai World sebesar US$60 miliar. Bila termasuk bunga, beban yang harus ditanggung grup perusahaan dukungan pemerintah itu menjadi sekitar US$80 miliar.
Anak perusahaan Dubai World yang bergerak di sektor real estate, Nakheel, kini memikul beban paling berat untuk membayar utang ke sejumlah bank, perusahaan investasi, dan kontraktor. Kini, konsorsium yang juga dikenal dengan nama Dubai Inc. itu harus mengandalkan dukungan pemerintah.
Pengelola Dubai diharapkan juga mendapat bantuan talangan dari tetangganya, Abu Dhabi, yang merupakan ibukota Uni Emrirat Arab.
Kesulitan yang dialami Dubai World itu mengguncang bursa saham global. Indeks harga saham pasar-pasar di Eropa dan Asia anjlok secara signifikan. Sedangkan bursa saham Wall Street hari ini hingga akhir pekan menikmati masa libur panjang Thanksgiving. Begitu pula dengan bursa-bursa di Timur Tengah, yang juga libur karena libur panjang Idul Adha.
“Pengumuman penangguhan pembayaran utang dari Dubai itu masih belum jelas. Sulit untuk mengartikan apakah penangguhan itu bersifat sukarela,” demikian pernyataan Eurasia Group, lembaga penelitian yang berbasis di Washington DC, AS.
“Bila tidak sukarela, Dubai World akan mengalami default [gagal bayar] dan ini akan menimbulkan dampak negatif bagi utang luar negeri Dubai, Dubai World, dan kepercayaan pasar atas Uni Emirat Arab secara keseluruhan,” demikian pernyataan Eurasia Group. (vivanews)
0 Komentar